Selasa, 06 Januari 2009

LAWAN KONDOMISASI GENERASI MUDA

LAWAN KONDOMISASI GENERASI MUDA...!!!


Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia (HAS). Seperti tahun lalu, tahun 2008 ini KPAN (Komisi Penanggulangan AIDS Nasional), BKKBN , dan DKT Indonesia dengan didukung oleh pemerintah dalam hal ini Menkokesra RI memperingatinya dengan menyelenggarakan “Pekan Kondom Nasional”. Kegiatan ini konon bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang penggunaan kondom sebagai alat Kesehatan dalam mengatasi penyebaran penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk HIV/AIDS.

Namun apakah kampanye memperkenalkan kondom yang sudah menjadi tradisi tahunan ini adalah langkah yang tepat untuk mengurangi penyebaran virus HIV/AIDS yang mematikan tersebut?

LAWAN KONDOMISASI GENERASI MUDA

Setiap satu jam, seorang pemuda di Indonesia terjangkit HIV. Demikian menurut data Komisi Penanggulangan AIDS NAsional (KPAN). Menurut estimasi Departemen Kesehatan, hingga September 2008, jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia sudah mencapai 21.151 kasus, yang terdiri dari 15.136 kasus AIDS dan 6.015 kasus HIV. Proporsi kelompok umur tertinggi kasus AIDS adalah pada usia 20-29 tahun sebesar 51,1%. Proporsi terbanyak pada kurun usia 20-29 tahun tersebut, mengimplikasikan bahwa terjadi transmisi dan penularan virus HIV pada kurun waktu 5-10 tahun sebelumnya yaitu pada usia 10-19 tahun. Data ini tentu sangat memprihatinkan, karena generasi muda yang berusia produktif paling rawan terhadap penularan virus yang sangat mematikan ini. Bila pemerintah dan kita sebagai elemen masyarakat tidak mengambil langkah yang tepat untuk menghentikan penyebaran virus yang saat ini sudah menjangkiti 32 propinsi yang ada di Indonesia, maka ke depan Indonesia akan mengalami “Lost Generations”.

Memperingati Hari AIDS Sedunia (HAS) yang jatuh pada tanggal 1 Desember, KPAN, BKKBN, DKT Indonesia menggelar Pekan Kondom Nasional yang diadakan pada tanggal 1-7 Desember 2008. Kegiatan ini diawali dengan Konferensi Kondom pada tanggal 1 Desember 2008 di Hotel JW Marriot yang dibuka oleh Menkokesra, Ir. H. Aburizal Bakrie. Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang penggunaan kondom sebagai alat kesehatan dalam mengatasi penyebaran Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk HIV.

Namun, apakah kampanye memperkenalkan kondom yang sudah menjadi tradisi tahunan ini adalah langkah yang tepat untuk mengurangi penyebaran HIV/AIDS yang mematikan tersebut? Jawabannya adalah SAMA SEKALI TIDAK

Kampanye seperti ini justru bisa menimbulkan pemahaman yang salah terhadap penggunaan kondom yang nantinya malah meningkatkan penyebaran penyakit yang sudah menjangkiti 194 kabupaten di Indonesia.

Kondom tidak akan berpengaruh pada pengurangan penyebaran virus HIV/AIDS, karena:

  • Proses penularan virus HIV tertinggi adalah melalui penggunaan napza suntik (49,1 %) dan hubungan seksual 46,2 % (heteroseksual 42,1 % dan homoseksual 4,1 %). Jadi narkoba dan perilaku seks bebas adalah penyebab utama penyakit ini terus menyebar dan berkembang pesat di Indonesia;
  • Ukuran pori-pori kondom yang lebih besar dari ukuran virus HIV. Hasil penelitian mengenai ukuran kondom dan virus ini sebenarnya sudah tersebar luas. Namun ternyata tidak menjadi perhatian atau mungkin sengaja diabaikan oleh para aktifis penanggulangan HIV/AIDS. Data menunjukkan bahwa ukuran pori kondom adalah 1/60 mikron (dalam keadaan tidak merenggang) menjadi 1/6 mikron dalam keadaan merenggang. Sedangkan ukuran virus HIV/AIDS adalah 1/250 mikron. Virus HIV/AIDS bias sangat leluasa untuk menembus kondom.
Ketidakamanan kondom ini juga sudah diserukan oleh berbagai pihak di antaranya Ketua Gereja Khatolik Mozambique (Sep 2007), Gereja Katholik Vatikan, Alfonso Lopez Trujillo seorang cardinal senior dari Vatikan (2003) yang menyerukan bahwa kondom tidak aman bahkan kondom menyebabkan AIDS.

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN

Terkait pencegahan HIV/AIDS, langkah-langkah berikut seyogyanya yang harus kita lakukan

  • Bersama-sama “memutus mata rantai” penularan virus HIV/AIDS dengan melarang NARKOBA dan SEKS BEBAS serta menindak tegas pengguna NARKOBA dan pelaku SEKS BEBAS;
  • “Mengkarantina” dan membuat prosedur yang benar untuk proses pengobatan orang-orang yang sudah positif terinfeksi HIV/AIDS;
  • Memberikan penjelasan yang transparan dan benar mengenai kondom, bahwa kondom dirancang untuk alat kontrasepsi, bukan dirancang sebagai alat untuk pencegahan virus HIV/AIDS sehingga adalah tidak benar dan menyesatkan kalau kondom dapat mencegah HIV/AIDS;
  • Menolak promosi kondom dengan menbagi-bagikan secara gratis ke tengah-tengah masyarakat, terutama ke sekolah-sekolah yang nantinya akan mendorong perilaku seks bebas;
  • Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan HIV/AIDS tidak perlu menggunakan inform concern.


PENGGALANGAN DANA UNTUK PALESTINA

PENGGALANGAN DANA UNTUK PALESTINA


Mohon rekans sekalian untuk dapat membantu penggalangan dana dan dukungan bagi penduduk Gaza di bawah ini. Mohon pesan ini disebarkan ke seluruh rekans sekalian. Semoga Allah Yang Maha Kaya dan Pemurah membalas kebaikan rekan sekalian dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga penduduk Gaza segera terlepas dari bencana yang teramat mengerikan ini.

Pada hari sabtu 3 Januari 2009, pemerintahan apartheid zionist Israel memperluas serangan terhadap Gaza dengan melakukan serangan darat menggunakan tenk-tank Merkava dan persenjataan cangih lainnya buatan Amerika Serika. Hingga 4 Januari 2009 terhitung lebih dari 500 penduduk Gaza meninggal dan lebih dari 2400 terluka.

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) sejak akhir Desember 2008 lalu telah membuka layanan SMS Donasi melalui nomor 7505, dan per tanggal 29 Desember 2008 seluruh donasi yang masuk melalui SMS 7505 akan diberikan seluruhnya untuk Palestina.

Semakin gentingnya krisis kemanusian di bumi Palestina menuntut kita manusia yang memiliki hati nurani untuk terus meningkatkan usaha kita dalam membantu penduduk Gaza yang berada diambang kepunahan akibat genosida apartheid zionist Israel.

Donasi untuk Palestina kini bisa dilakukan melalui SMS, caranya:
ketik:
MERC(spasi)PEDULI

kirimkan ke: 7505 (semua operator)

Program sms donasi ini merupakan layanan yang disediakan oleh Departemen Sosial RI bekerjasama dengan sejumlah operator seperti Telkomsel, Indosat, Flexi, Esia, XL dan Mobile-8. Untuk Telkomsel, Indosat, Flexi, Esia, tarif sms adalah Rp 6.600,- sudah termasuk donasi Rp 5.000,- ditambah biaya operator dan PPn. Sementara untuk pengguna XL dan mobile-8 tarif sms adalah Rp 5.000,- sudah termasuk donasi Rp 3.750,- ditambah biaya operator dan PPn.

info selengkapnya mengenai program ini dapat dilihat di:
http://www.mer- c.org atau
http://donasi. depsos.go. id/news/gen/ 495d8e4a. htm

Atau bagi anda yang ingin menyumbangkan sejumlah dana bagi Palestinga dapat langsung menyetorkan ke rekening di bawah ini:

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee)

Bank Muamalat Indonesia (BMI)
a.n. MER-C
Rek. No. 301.00521.15

Bank Central Asia (BCA)
a.n. Medical Emergency Rescue Committee
Rek. No. 686.0153678

Bank Syariah Mandiri (BSM)
a.n Medical Emergency Rescue Committee
Rek. No. 009.0121.773

Mohon bantuan dari rekan-rekan sekalian untuk menyebarkan informasi ini agar makin banyak orang yang bisa kita libatkan dalam membantu meringankan penderitaan penduduk Gaza.

MER-C
Medical Emergency Rescue Committee

adalah sebuah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan bertujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri. Organisasi yang berasaskan Islam dan berpegang pada prinsip rahmatan lil'aalamiin serta mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi.

Profil lengkap beserta alamat dan kontak organisasi kemanusiaan ini dapat dilihat di website http://www.mer- c.org